Kau tampak dewasa. Terlihat dari setiap sisi yang kau kenakan,
dari cara pandang yang tersirat, dari kata yang keluar dari bibirmu, dari
pikiranmu yang terbaca olehku. Meskipun nyatanya kita hanya dijarakkan oleh beberapa masa yang terbilang singkat.
Aku selalu mencoba membayangkan sosokmu yang terdahulu. Kata
mereka kita sebelumnya pernah bertegur-sapa. Aku berusaha mengingat namun
selalu gagal. Selalu menemui titik putus asa dan kemudian melupakan.
Kita pernah merajut benang dari kedua sisi kaleng berhadapan pun
aku tak ingat. Yang ku ingat hanyalah kesan pertama setelah kita saling
memunggungi beberapa tahun lalu. Pertemuan yang kuanggap pertama, meski ini
sebenarnya bukan yang pertama.
Kemudian perputaran bumi kembali mempertemukan kita dalam kurun waktu
singkat. Aku dengan kesanku kepadamu. Sajak-sajakmu yang selalu membuat mataku tak ingin menghindar, setiap baitmu yang selalu menciptakan pelangi di sisa perasaan lelahku. Sejak itu mulailah aku memupuk
lembaran-lembaran kisah yang kelak akan ku pertontonkan dihadapan dunia.
Aku yang menemukanmu ‘lagi’ seolah menjadi sosok khusus dimata
Penciptaku. Karena sebelum bertemu denganmu kemarin, ribuan doa selalu ku ucap
untuk memperbaiki hatiku. Dan kau ku rasa adalah jawaban dari setiap doaku yang
lalu.
Namun belum sempat aku menaiki anak tangga di hatimu, belum sempat
aku menunjukkan kepada dunia tentang kisahku, belum sempat aku menyedu
kehangatan darimu, belum sempat aku menuliskan tentang keindahanmu,belum sempat
aku membuktikan bahwa kau adalah benar-benar jawaban atas doa itu, bahkan belum
sempat aku mencintaimu, aku harus lebih dulu berhenti mencintaimu.
Sampai tiba saatnya. Sosok indah yang juga ada dipikiranku, yang
sempat ku terka sebagai pelukis warna diharimu, benar adanya. Iya menempati
ruang kosong tak berpintu dan tak berjendela. Hanya ada cahaya disana. Cahaya
yang sinarnya mengalahkan sinar senja, bulan, atau mentari sekalipun.
Aku hanya bisa tersenyum. Menelan senyum pahit. Aku hanya bisa
berpura-pura bahagia saat kau bahagia bersamanya. Aku hanya bisa menahan tangis
saat kau menuliskan semua takjubmu untuknya. Aku hanya bisa diam dan tak
berontak. Aku hanya bisa bersyair. Menuangkan segala syair dalam ruang terbatas demi kau dan dia.
Kau yang ku tunggu sejak lama, kau yang ku inginkan, kau yang ku damba,
kau yang ku anggap memiliki kadar serupa denganku, kau yang ku rasa memiliki
semua sisi yang kubutuhkan, kau yang sejaklama tlah ku lihat namun hanya
sekedar ku lihat dan tak ku genggam, dan kau harus berlayar bersamanya, yang
tak dijarakkan oleh apapun.
bisa dibilang jatuh cinta diam-diam :')
BalasHapusatau unrequited love :'D
Hapussedih :"
BalasHapus:'* ini sekedar kotak usang :')
Hapus